PAGUCINEWS.COM – Kematian merupakan sesuatu peristiwa keluarnya ruh dari jasad manusia. Dalam Islam, kematian menjadi awal perpindahan dari alam dunia ke alam barzah, roh manusia yang wafat akan tinggal di alam barzah hingga kebangkitan manusia dari kuburnya saat kiamat kelak.
Baca Juga /Ini Tips Mendaki Gunung Bagi Pemula yang Wajib Diketahui, Harus Dipersiapkan dengan Matang
Imam Ghozali berpendapat, “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki”.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat As-Sajdah ayat 11
۞ قُلْ يَتَوَفَّىٰكُم مَّلَكُ ٱلْمَوْتِ ٱلَّذِى وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
Arab-Latin: Qul yatawaffākum malakul-mautillażī wukkila bikum ṡumma ilā rabbikum turja’ụn
Artinya: Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan”.
Wujud Malaikat saat Mencabut Nyawa Manusia
Dalam proses pencabutan nyawa tiga golongan manusia di atas, malaikat maut membaginya kepada dua bagian, yaitu pertama manusia muslim beriman dan kedua manusia kafir dan orang yang jahat.
Ketika berhadapan dengan dua macam manusia ini, malaikat maut tampil dengan wajah yang berbeda dan tata cara pencabutan yang berbeda pula.
Golongan manusia muslim beriman, atau dalam bahasa Al-Qur’annya sabiqun bilkhairat, maka malaikat maut datang dengan wujud rupa yang tampan dan bersikap lemah lembut dalam proses pencabutannya. Sedangkan golongan manusia kafir dan orang yang jahat kelakuannya (zalimun linafsihi, mugtasid dan munafiK), maka malaikat maut datang dengan rupa yang menyeramkan dan menakutkan serta bersikap kasar pula dalam proses pencabutannya.
Perbedaan penampilan wajah dan tata cara pencabutan ini merupakan arahan langsung dari Allah kepada malaikat maut dan para pembantunya, seperti termaktub dalam surat An-Nazi’at ayat 1-2
وَٱلنَّٰزِعَٰتِ غَرْقًاوَٱلنَّٰشِطَٰتِ نَشْطًا
Arab-Latin: Wan-nāzi’āti garqā Wan-nāsyiṭāti nasyṭā
Artinya: Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras. Dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut.
Seseorang yang dicabut nyawanya secara lembut tentu ada penyebabnya, begitu juga sebaliknya, seorang yang dicabut nyawanya secara keras tentu ada penyebabnya.
Seorang manusia kafir dan orang jahat dicabut ruhnya secara keras karena keingkaran dan kedurhakannya kepada Allah. Seorang muslim mukmin dicabut ruhnya tentu karena ketaatan dan ketakwaannya kepada Allah. Jadi keras dan lembut adalah
suatu yang berbeda.
Dalam menghadapi manusia kafir dan orang yang jahat, malaikat maut mempunyai cara sendiri dengan mengatakan: “Wahai jiwa yang keji keluarlah kamu menuju kemurkaan dan kemarahan Allah.”
Rasulullah SAW Melihat Malaikat Maut
Rasulullah SAW pernah melihat malaikat maut secara langsung di sisi kepala sahabat ansharnya. Tidak ada riwayat yang menjelaskan siapa nama sahabatnya ini.
Nabi memohon supaya sahabatnya diperlakukan dengan baik. Malaikat maut menghibur nabi bahwa ruh orang yang baik pasti kembali dengan tenang:
“Wahai jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya”.
la mencabut ruh manusia muslim beriman dan memperlakukannya secara baik. Ruhnya keluar dengan tenang bagaikan air yang mengalir dari mulut kantong kulit. Ruh diambil dan dikafani dengan kain kafan surga dan menaburinya dengan minyak surga. Maha suci Allah atas karunia yang Allah anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa kepada-Nya.
Al-Kalabi mengemukakan bahwa ketika malaikat mau mencabut ruh manusia muslim dan beriman, ia menyerahkan ruhnya kepada malaikat rahmat, apabila ia seorang manusia kafir dan jahat, ia menyerahkan ruhnya kepada malaikat azab.
Demikian gambaran wujud malaikat maut ketika mencabut nyawa seseorang.
Wallahu a’lam.(Red)