BENGKULU UTARA – Implementasi Program Stunting, berkolaborasi Universitas Bengkulu, Universitas Sriwijaya, dan Universitas Sebelas Maret.Terintegrasi di Kabupaten Bengkulu Utara.
Hal ini di sampaikan Wakil Bupati Bengkulu Utara Arie Septia Adinata SE Map hadir dan menyampaikan pidato pada Focus Group Discussion dalam Rangka Penelitian Stunting.Senin (4/10/21).
“Dengan penelitihan bertajuk “Implementasi Program Stunting Terintegrasi di Kabupaten Bengkulu Utara”kata Wabup Arie.
Penelitian Kolaborasi Tahun 2021 ini, untuk nantinya dipublikasikan dalam bentuk jurnal penelitian di tingkat nasional dan internasional sebagai acuan angka stunting Nasional.
Wabup Arie mengatakan bahwa penanganan stunting tidak mudah, terutama pada upaya mengubah perilaku masyarakat.
Stunting tentu menjadi permasalahan yang tidak dapat diabaikan, meskipun pandemi COVID-19 tengah melanda dan menimbulkan krisis kesehatan,”katanya.
Sama halnya di sampaikan Kepala Dias Kesehatan Samsul Ma’arif penanganan masalah stunting akan memberikan risiko di jangka panjang, berdampak ketika memasuki usia produktif.
“Mari bersama-sama berperang melawan stunting. Stunting terabaikan, risikonya sangat besar untuk jangka panjang.”ujar Samsul.
Untuk itu apa yang kita lakukan, panennya pada 20 tahun yang akan datang, ketika mereka masuk di zona lingkaran merah yaitu usia produktif. Penanganan stunting sangat menentukan masa depan bangsa,” ujarnya.
Lanjutnya stunting sangat berpengaruh pada pembangunan SDM. Arahan Presiden RI bahwa stunting harus ditangani dengan serius oleh tim khusus.
“Ya stunting bukan hanya urusan kesehatan, melainkan juga urusan pembangunan keluarga,”pungkas Samsul Maarif.(Adv)
Redaksi : Pagucinews.com