PAGUCINEWS.COM – Mungkin kita pernah melihat teman, saudara atau orang yang kita kenal, selalu mendapat kemudahan, rezeki yang berlimpah, karier pekerjaan yang baik, namun hidupnya selalu bermaksiat dan berbuat dosa kepada Allah SWT. Tentu sebagian orang yang tidak mengerti berpikir bahwa Allh tidak adil.
Namun perlu diketahui, bahwa itu bisa saja merupakan perangkap dari Allh SWT. Hal ini disebut dengan “Istidraj”, Naudzubillahi Min Dzalik.
Untuk mengetahui lebih jauh apa itu Istidraj, mari simak pembahasannya berikut ini.
Pengertian Istidraj
Istidraj diambil dari kata ‘daraja’ (bahasa Arab) yang berarti naik satu tingkatan ke tingkatan berikutnya.
Namun, lebih dikenal sebagai istilah azab yang berupa kenikmatan.
Peringatan istidraj termaktub dalam QS. Al An’am ayat 44 sebagai berikut:
فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَآ أُوتُوٓا۟ أَخَذْنَٰهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ
Artinya: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)
Tanda-tanda Istidraj
Lantas, bagaimanakah tanda-tanda istidraj tersebut?
Berikut ulasan selengkapnya yang disampaikan Ustaz Adi Hidayat melalui kanal YouTube Taman Surga.
Pembahasan mengenai istidraj ini diawali Ustaz Adi Hidayat dengan memberikan pesan bijak.
Yakni tidak perlu merasa berkecil hati bahkan membandingkan kehidupan dengan orang lain.
Karena bisa jadi hidup yang kita miliki sekarang merupakan impian dari orang lain.
Bahkan yang membuat kita iri ialah orang tersebut tidak beribadah, namun diberi kenikmatan dunia yang luar biasa oleh Allah.
“Jangan pernah merasa kecil hati, kalau ada orang-orang dzolim nampak semakin kuat cengkramannya, padahal mereka nggak pernah ibadah,” terangnya.
“Misalnya orang itu nggak pernah ibadah, kok bisnisnya keliatan lancar. Kemudian usahanya kayak begini dan sebagainya. Kata Allah hei jangan pernah merasa iri pada yang begitu. Kamu ahli akhirat masak iri pada ahli dunia Nggak nyambung,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Ia juga menambahkan jikalau pun ingin iri dengan yang juga ahli akhirat.
Misalnya ada anak berusia 4 tahun, punya keterbatasan pada penglihatan, tapi bisa hafal Alquran.
Sebaliknya, kita yang sudah berusia puluhan tahun, diberi kesehatan terutama mata, namun tidak mampu menghafal Alquran.
Maka hal ini sangat pantas dianggap iri jika urusannya akhirat.
“Itu iri tuh kenapa dia bisa saya nggak? Itu ghitbah (sifat yang dipuji oleh Allah), tapi jika iri pada sesuatu yang nggak ada bandingannya, ahli surga masa’ iri dengan orang yang belum jelas surganya,” tutur Ustaz Adi Hidayat.
“Kata Allah diberikan ketenangan dalam jiwa kita, hei itu cuma urusan dunia, begitu meninggal dunianya nggak akan dibawa, bekal akherat itu bukan dunia, tapi ibadah kepada Allah,” tambahnya.
Ustaz Adi Hidayat juga menegaskan jika manusia diberikan sedikit dan tidak sama seperti mereka, karena itu bekal untuk ibadah.
Bahkan ia memperingatkan agar berhat-hati jika diberikan Allah lebih itu pun untuk bekal ibadah juga bukan untuk pamer.
“Karena barangkali orang yang nggak punya harta lebih dia sudah banyak tahajudnya, saking jarang makan yang enak-enak misalnya dia sering puasanya, malam-malam sering bangunnya, sedikit tidurnya, sedikit makannya,” jelasnya.
“Lah kamu sedikit-sedikit makan, sedikit-sedikit tidur, saya berikan harta lebih supaya jadi bekal ibadah yang lain, saingi mereka itu, keluarkan infak dan sodaqohnya,” tambahnya.
Mereka itu kata Allah, biarkan saja, nggak mau ibadak, harta digunakan untuk banyak maksiat, dosa yang terbanyak dikumpulkan dari situ.
Jadi, harta yang dikumpulkan itu karena tidak menjadii ibadah, didapatkan dengan cara yang salah, bukan menjadikan kenyamanan di akhirat tapi menumpuk dosa dalam kehidupannya.
Hingga akhirnya kata Allah, diujung waktu mereka akan menyesal dan memohon kepada Allah ‘Ya Allah berikan kami kesempatan agar bisa memperbaiki diri’
“Jangan pernah merasa iri dan pesimis dengan kehidupan orang-orang yang tidak menyembah Allah, tapi terlihat seperti sejahtera, itu hanya sebatas fatamorgana dunia yang jika mereka tidak tobat hanya menambah dosa,” ujarnya
Rasulullah SAW bersabda :
“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada Allah, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad)
Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu anhu pernah berkata :
“Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepadaNya” (Mutiara Nahjul Balaghoh Hal 121)
(Redaksi – Suliswan)